Pendahuluan
Perkenalan saya dengan Hasan Hanafi berawal dari sebuah kajian yang
diadakan oleh sebuah komunitas yang saya ikuti pada lima tahun yang lalu, pada
awalnya saya cukup menolak wacana yang digulirkan oleh tokoh yang satu ini,
dikarenakan keawwaman saya dalam mengenal Islam dengan berbagai tradisi dan
budayanya. Saya beranggapan, Semua yang berasal dari timur itu merupakan produk
budaya dari Islam. Sehingga saya mutlak menolak ide dan gagasan yang
ditawarkannya. Namun lambat laun Hasan Hanafi semakin membenturkan saya dengan
realitas yang ada, sehingga ia mengajak saya berfikir ulang tentang sebuah
“kemapanan”.
Pada dasarnya para pemikir Islam
kontemporer ini mengkritisi beragam isu mulai dari doktrin keagamaan, autentisitas
sumber teks, nalar intelektual, jender dan masih banyak lagi isue-isue yang
pada saat ini umat Islam masih terasa kaku untuk menjawab permasalahan
tersebut. Mereka menggunakan kerangka teoritik ilmu-ilmu Social-Humaniora sebagai
pisau analisisnya. Seiring waktu berjalan tokoh pembaharu dari Mesir ini
semakin mengajak saya untuk mengenalnya lebih dalam lewat tulisan dan
wacananya. walaupun saya tidak bisa secara langsung bertemu dan mengenal beliau
secara fisik. tapi lewat tulisan-tulisannya sedikit banyak mengantarkan saya
pada perubahan mindsheat dalam melihat realitas yang ada. Sekalipun Hanafi menawarkan
pemikiran yang dekonstruktif dan
terkadang terkesan sekuler, tapi ia masih tetap memfungsikan agama sebagai
sumber etika dan moralitas dalam proses pemberdayaan penganutnya. Lengkapnya disini