Twitter Facebook Delicious Digg Stumbleupon Favorites More
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Februari 2018

Pemikiran Hasan Hanafi


Pendahuluan
Perkenalan saya dengan Hasan Hanafi berawal dari sebuah kajian yang diadakan oleh sebuah komunitas yang saya ikuti pada lima tahun yang lalu, pada awalnya saya cukup menolak wacana yang digulirkan oleh tokoh yang satu ini, dikarenakan keawwaman saya dalam mengenal Islam dengan berbagai tradisi dan budayanya. Saya beranggapan, Semua yang berasal dari timur itu merupakan produk budaya dari Islam. Sehingga saya mutlak menolak ide dan gagasan yang ditawarkannya. Namun lambat laun Hasan Hanafi semakin membenturkan saya dengan realitas yang ada, sehingga ia mengajak saya berfikir ulang tentang sebuah “kemapanan”.
 Pada dasarnya para pemikir Islam kontemporer ini mengkritisi beragam isu mulai dari doktrin keagamaan, autentisitas sumber teks, nalar intelektual, jender dan masih banyak lagi isue-isue yang pada saat ini umat Islam masih terasa kaku untuk menjawab permasalahan tersebut. Mereka menggunakan kerangka teoritik ilmu-ilmu Social-Humaniora sebagai pisau analisisnya. Seiring waktu berjalan tokoh pembaharu dari Mesir ini semakin mengajak saya untuk mengenalnya lebih dalam lewat tulisan dan wacananya. walaupun saya tidak bisa secara langsung bertemu dan mengenal beliau secara fisik. tapi lewat tulisan-tulisannya sedikit banyak mengantarkan saya pada perubahan mindsheat dalam melihat realitas yang ada. Sekalipun Hanafi menawarkan pemikiran yang  dekonstruktif dan terkadang terkesan sekuler, tapi ia masih tetap memfungsikan agama sebagai sumber etika dan moralitas dalam proses pemberdayaan penganutnya. Lengkapnya disini
Share:

IBNU KHALDUN


PENDAHULUAN
Abad ke 13 dinilai sebagai awal kemunduran dalam sejarah islam sekaligus berakhirnya masa khilafah Abbasiyyah, hal ini dikarena kota Baghdad sebagai pusat peradaban islam yang kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan dibumi-hanguskan oleh bangsa Mongol yang datang dengan kekuatan penuh[1] dibawah komando Hulagu Khan.[2]
            Di sisi lain, abad 13 merupakan awal kebangkitan bangsa Eropa. Tanda-tanda perkembangan bangsa Eropa sudah sangat terlihat kala itu, mereka saling mengkritik satu sama lain dalam masalah tertentu, namun sepakat dalam memahami prinsip-prinsip metafisis dasar, selain itu abad ini juga dipandang sebagai permulaan abad berkembangnya sains di beberapa unuversitas di Paris.[3]
            Kehadiran Ibnu Khaldun dianggap sebagai sosok yang tidak ikut larut dalam kemunduran sejarah islam, hal ini dapat dilihat dari semangat dan pemikirannya yang dipandang mampu meletakkan prinsip dasar beberapa teori tertentu. Ia adalah sosok politikus handal dan diplomat ulung yang sangat berpengalaman.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengungkap sedikit sejarah pemikiran Ibnu khaldun yang hingga kini selalu dikagumi, hingga tidak sedikit yang berpendapat bahwa pemikirannya telah melampaui masanya. Disini penulis akan membicarakan sedikit tentang Ibnu Khaldun dan perannya dalam dunia islam. Lengkapnya disini


[1] Pasukan mongol yang berjumlah 200.000 orang tiba disalah satu pintu masuk kota Baghdad pada tahun 1258 M./656 H. yang kala itu dibawah pimpinan Khalifah Al-Mu’tashim. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006) 111
[2] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 116
[3] [3] Rahman Zainuddin, Kekuasaan Dan Negara Pemikiran Politik Ibnu Khaldun (Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992)
Share:

Makiyah Madaniyah


PENDAHULUAN
Apabila diteliti dan dikaji ayat-ayat yang diturunkan dan ayat-ayat Quran ia mengandungi kreateria tertentu yang mana ia kadang kala disesuaikan dengan metod dakwah yang dibawa. Justeru itu, ayat al-Quran yang diturnkan itu terlibat dengan Makki dan Maddani. Namun begitu,terdapat juga dalam ayat-ayat tertentu yang bercampur di antara Makki dengan Maddani atau ayat yang diturunkan diluar daripada Mekah dan Madinah.
            Pengetahuan dan kajian tentang ayat Makki dan Madani itu amat penting untuk mengesan metod dakwah serta peringkat dakwah Rasullullah, sama ada untuk masyarakat Arab Mekah atau Madinah atau masyarakat setempat atau orang kafir Musyrik atau Ahli Kitab dan Mukmin seluruhnya. Konteks lain juga, penelitian tentang Makki dan Madani dapat memberi pengetahuan kepada kita bahawa dakwah yang disampaikan oleh Rasullulah melalui peneurunan ayat al-Quran adalah begitu teliti. Kajian itu meliputi mengenai tempat turunnya ayat dan waktunya. Lengkapnya disini
Share:

Gagasan Baru Filsafat Iluminasi Suhrawardi


Biografi Suhrawardi
Al-Suhrawardi mempunyai nama lengkap Syaikh Syihab al-Din Abu al-Futuh Yahya ibn Habasy ibn Amirak al-Suhrawardi, dilahirkan di Suhraward, negeri Iran Barat Laut, tidak jauh dari Zanjan pada tahun 548 H/1153 M.[1] Dia dikenal sebagai Syaikh al-Isyraq atau Master of Iluminasionist (Bapak Pencerahan), al-Hakim (Sang Bijak), al-Syahid (Sang Martir), dan al-Maqtul (yang terbunuh), Al-Suhrawardi mempunyai julukan al-Maqtul (yang terbunuh), ini terkait dengan cara kematiannya yang dibunuh di Halb (Aleppo) atas perintah Shalahuddin al-Ayyubi pada tahun 587 H/1191 M. karena itu beliau juga disebut guru yang terbunuh[2]. Dan hal ini lah yang membedakan dia dengan dua tokoh sufi lainnya, yaitu Abu al-Najib al-Suhrawardi (w. 563 H) dan Abu Hafah Syihabuddin al-Suhrawardi al-Baghdadi (w. 632 H).
Setelah sekian lama al-Suhrawardi terkenal dan mempunyai doktrin-doktrin yang esoteris (bersifat khusus, rahasia) serta kritik yang tajam yang dilontarkan kepada para fuqaha’ kala itu menimbulkan reaksi keras yang dimotori oleh Abu al-Barakat al-Baghdadi yang anti terhadap aliran Aristotelian. Akhirnya pada tahun 587 H/1191 M atas desakan para fuqaha’ kepada Malik al-Zhahir yang di kala itu membutuhkan dukungan dari fuqaha’ untuk menghadapi tentara salib yang mengancam umat Islam, sehingga al-Suhrawardi diseret ke penjara dan di hukum mati pada usia 38 tahun yang masih cukup relatif muda. A. Mustofa mengatakan bahwa perihal terbunuhnya al-Suhrawardi ini merupakan ulah dari orang-orang yang dengki kepadanya sehingga melaporkannya kepada Shalahuddin al-Ayyubi akan bahaya tersesatnya akidah Malik al-Zhahir jika terus berteman dengan al-Suhrawardi. Maka Shalahuddin pun meminta putranya untuk membunuh al-Suhrawardi. Kemuadian Malik al-Zhahir pun meminta pendapat para fuqaha’ Halb, yang memang menjatuhkan hukuman mati kepada al-Suhrawardi. Setelah itu Malik al-Zhahir pun memutuskan agar al-Suhrawardi dihukum gantung. Lengkapnya disini


[1]  A. Khudori Soleh, Wacana Baru filsafat Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, Hal 117.
[2], M. Subkhan Anshori, Filsafat Islam Antara Ilmu dan Kepentingan,   Kediri: Pustaka Azhar, 2011,  Cetakan ke 2, Hal 229
Share:

IDE-IDE SKULARISASI TAHA HUSEIN


Pendahuluan
Banyak hal yang menarik untuk diketahui dan dikaji pemikiran-pemikiran T}a>ha Husein dalam berbagai bidang, seperti pemikirannya di bidang kebudayaan, pendidikan, politik dan sastra Jahili, kisah-kisah dalam Al-Qur’an dan juga pemikirannya di bidang titik temu agama-agama. Hampir seluruh pemikirannya mendapatkan tantangan dari para ulama Al-Azhar yang berada di garis konservatif, dan mereka tidak segan-segan mengatakan bahwa T}a>ha Husein adalah seorang tokoh yang sekuler karena gagasan-gagasannya sangat kontroversial dan sangat sekularistik. Di antara pemikir yang melancarkan kritik terhadap gagasan-gagasan T}a>ha Husein dalam berbagai bidang tersebut adalah Muhammad al-Khudar Husein, Musthafa Shidiq ar-Rafi’i, Rasyid Rida, Anwar Jundy dan Maryam Jamelah. Setelah T}a>ha Husein meninggal (1973) banyak tokoh bersimpati terhadap gagasan-gagasannya, karena T}a>ha Husein ternyata telah berbuat sesuatu yang baik untuk kemajuan negeri Mesir. Terhadap gagasan-gagasan T}a>ha Husein tersebut, Harun Nasution mengatakan “untuk masa puluhan tahun yang lalu ide-ide T}a>ha Husein itu terlalu baru dan payah untuk diterima. Untuk masa kini (1975) ide-ide itu tidak terlalu baru lagi dan sudah dapat diterima dalam kalangan umat Islam.
Melihat kondisi obyektif tingkat pendidikan umat Islam dan terutama Mesir di masa hidupnya T}a>ha Husein sangat penting sekali. Tanpa mengetahui kondisi obyektif tersebut sulit kiranya memahami gagasan-gagasan yang ditawarkan oleh T}a>ha Husein yang cukup kontroversial, dan besar kemungkinannya akan menilai negatif terhadap ide pembaharuannya. Tulisan ini akan mengetengahkan kontroversial pemikiran T}a>ha Husein dan langkah-langkah konkrit, selama menjadi birokrat (menteri), dalam menggagas pemikirannya, khususnya dalam bidang pendidikan, kebudayaan, politik, dan agama. Lengkapnya disini
Share:

Mengenai Saya

Blog ini disediakan bagi setiap yang suka membaca dan mencari referensi keilmuan tertentu, terutama dalam pembelajaran bahasa arab. Bacalah, karena hanya dengan itu kau akan bisa menggenggam dunia. Selamat Membaca.

Popular Posts

Live Traffic Feed

Total Tayangan Halaman

Flag counter

Flag Counter
Copyright © e-Maktabah | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com & Distributed By Protemplateslab